Kaos Bola

Thursday, November 24, 2011

Oase Iman : Pertolongan Allah

Oleh Ilham Habibi

Rumah ini cukup besar, setidaknya menurut ukuran saya. Menunjukan kalau pemiliknya cukup mapan dari sisi finansial. Aku termenung sendirian di ruang tamu yang tertata rapih, masih memikirkan kata-kata apa yang paling pas untuk kuucapkan nantinya.

Maka tibalah salah satu momen penting dalam hidupku. Ya, aku disini, di ruang tamu berwarna coklat, hendak meminang anak gadis orang dan aku sendirian.

“Om, Tante, maksud kedatangan saya kesini adalah hendak melamar anak Om dan Tante. Saya datang sendiri dan jika lamaran saya ini diterima maka saya akan mengajak kedua orang tua saya dan keluarga untuk bersilaturrahim,” Kalimat itu meluncur dari mulutku.

“Nak Ilham, ada baiknya kita tanyakan dulu kepada neng Mia, baru om dan tante bisa memberikan jawaban...” begitu jawaban dari Si Pemilik Rumah.

“Neng..., kesini sebentar...,” Panggil Sang Ayah.

Lalu muncullah gadis berjilbab bergabung bersama. Gadis itu adalah calon Ibu yang akan melahirkan Anak-anakku, tentu saja kalau lamaranku diterima! Lengkap sudah. Saat ini saya berhadapan dengan satu keluarga penuh. Anak beranak.

“Nak Ilham hendak melamarmu, menurut neng gimana...?”

Aku diam. Dag dig dug. Kulihat dia juga diam, tertunduk dan tak bersuara.

Setelah beberapa lama tidak ada suara, tiba-tiba, “Nak Ilham, rasanya Neng Mia bersedia (soalnya nggak ada jawaban ^^) dan kalau memang demikian, maka Om dan Tante tentu juga tidak keberatan.” Dan mencairlah seluruh es dalam hatiku.

“Kapan tepatnya pernikahan akan dilakukan?” Kali ini giliran calon Ibu mertuaku yang bersuara...

“Tahun depan tante...”

“Lho..., kalau rencananya tahun depan kenapa ngelamarnya sekarang...?” Sambung Sang bapak. Aku lihat semua mata menunggu jawaban.

“Begini Om dan Tante, saya perlu waktu untuk menabung dan mudah-mudahan 1 tahun sudah cukup bekalnya. Lagipula tahun depan saya masih berumur 25 tahun. Saya ingin menikah di umur itu.”

“Ohhh..., baik kalau begitu,” Suasana kembali mencair...

“Satu lagi om, tante...” sambungku.

“Apalagi...” sergap mereka kali ini.

“Mohon maaf, saya khawatir Om dan Tante serta seluruh keluarga berharap banyak, maka saya ingin menegaskan, bahwa saya harus berhitung dan tidaklah banyak yang dapat saya kumpulkan dalam waktu 1 tahun. Saya juga tidak akan merepotkan kedua orang tua saya. Maka dalam hitung-hitungan saya... jika akan ada resepsi pernikahan, resepsinya akan menjadi sangat sederhana, sekali lagi mohon maaf....” Jelasku.

Aku lihat mereka seperti sedang berembuk. Tak lama kemudian sang Bapak berkata, “Begini saja nak Ilham, kamu datang lagi saja tahun depan dan semua urusan pernikahan kalian biar Om dan Tante yang menyelesaikan.”

Kulihat senyum di wajahnya. Aku merasa bukan hanya es dihatiku yang mencair, rasanya seluruh es di kutub utara dan selatan mencair pada detik itu.

***

Kawan, sudah pernahkah ada yang memberitahukan kepadamu bahwa salah satu golongan manusia yang akan mendapat pertolongan dari Allah swt adalah seorang pemuda yang berniat untuk menyempurnakan agamanya dengan menikah? Ini bukan janji biasa, ini adalah janji Sang Pemilik Kehidupan, Sang Pencipta, Allah swt. DIA Maha Menepati Janji NYA.

Lalu saya bingung, kenapa banyak kawan-kawan lain yang terus saja menunda pernikahan dengan alasan yang sangat tidak prinsipil. Sangat tidak mendasar. Nggak logis. Pertolongan Allah itu bukan hanya dalam bentuk meterial, namun meliputi semua hal yang kita pikir masalah. Apakah itu biaya, karir, kesempatan berprestasi, waktu dll.

Kawan..., Anda tinggal memantapkan niat, berdoa memohon pertolongan NYA dan datanglah kerumah orang tuanya. Kini kami sudah dikarunia dua orang anak dan InsyaAllah belum akan berhenti...! ^^d



Source:http://www.eramuslim.com/oase-iman/pertolongan-allah.htm
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...